Manajemen mutu dapat dianggap memiliki tiga komponen utama: pengendalian
mutu, jaminan mutu dan perbaikan mutu. Manajemen mutu berfokus
tidak hanya pada mutu produk, namun juga cara untuk mencapainya. Manajemen mutu
menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap proses dan produk untuk
mencapai mutu secara lebih konsisten.
[Evolusi manajemen mutu
Manajemen mutu adalah fenomena
mutakhir. Kebudayaan maju yang mendukung seni dan kerajinan membolehkan pembeli
memilih barang dengan standar mutu yang lebih tinggi dibandingkan dengan barang
normal. Dalam masyarakat yang menghargai seni dan kerajinan, salah satu tugas
dari sang empu adalah mengepalai bengkel, serta melatih dan mengawasi pegawai
dan pemagang. Sang empu menetapkan standar, menilai pekerjaan pegawai dan
memerintahkan pengerjaan ulang ataupun perbaikan yang diperlukan. Pekerjaan
secara kerajinan memiliki keterbatasan yaitu hanya mampu menghasilkan sedikit
produk, namun dipihak lain memiliki keunggulan yaitu setiap produk dapat dibuat
secara berbeda sesuai dengan keinginan pemesan. Pendekatan pekerjaan kerajinan
terhadap mutu merupakan masukan utama saat pembentukan awal manajemen mutu
sebagai bagian dari ilmu manajemen.
Revolusi industri mengganti
pendekatan pekerjaan kerajinan dengan produksi masal dan pekerjaan berulang
yang bertujuan untuk menghasilkan barang yang sama dalam jumlah yang besar.
Penggagas awal di Amerika Serikat terhadap pendekatan ini adalah Eli Whitney, saat
dia menganjurkan pembuatan komponen senapan, yang memiliki sifat mampu-tukar,
sehingga dapat membentuk lini perakitan senapan. Penggagas selanjutnya adalah Frederick Winslow Taylor, seorang
insinyur mekanik yang mengupayakan perbaikan efisiensi industrial. Dia sering
disebut sebagai "bapak manajemen ilmiah," Dia merintis gagasan
Pergerakan Efisiensi (Efficiency Movement) yang kemudian menjadi bagian
dari dasar-dasar manajemen mutu, termasuk aspek standardisasi dan praktik
perbaikan. Henry
Ford juga
merupakan tokoh penting yang menerapkan praktik manajemen mutu dalam lini
perakitan mobil Ford. Di
Jerman, Karl Friedrich Benz, yang sering disebut sebagai
penemu kendaraan bermotor, mencoba praktik produksi secara perakitan, walaupun
produksi masal sepenuhnya baru dilaksanakan oleh Volkswagen setelah perang dunia kedua. Sejak periode
ini, maka selanjutnya perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat berfokus kepada
produksi dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar