1.Analisis Ekonomi
Perhitungan
Modal di rumah makan milik Bu Papat di Cianjur, Jawa Barat, berdasarkan Asumsi:
- Lokasi usaha di teras rumah atau garasi rumah
- Peralatan masak menggunakan perabot yang ada di rumah
- Lokasi usaha di teras rumah atau garasi rumah
- Peralatan masak menggunakan perabot yang ada di rumah
Modal awal
Etalase Rp 1.000.000,00
4 Meja dan 20 kursi plastik Rp 1.500.000,00
Peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) Rp 750.000,00
Peralatan lain (kotak tisu, botol kecap,dll) Rp 150.000,00 +
Total Rp 3.400.000,00
Etalase Rp 1.000.000,00
4 Meja dan 20 kursi plastik Rp 1.500.000,00
Peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) Rp 750.000,00
Peralatan lain (kotak tisu, botol kecap,dll) Rp 150.000,00 +
Total Rp 3.400.000,00
Penyusutan peralatan setelah pemakaian 2 tahun (24 bulan) :
= 1/24 x Rp 3.400.000,00 = Rp 141.700,00 /bulan
= 1/24 x Rp 3.400.000,00 = Rp 141.700,00 /bulan
Biaya operasional per bulan
Belanja bahan baku (beras, sayur, lauk, dll)
= @ Rp 150.000,00/ hari x 30 hari Rp 4.500.000,00
Perlengkapan penunjang (tisu, tusuk gigi) Rp 150.000,00
Biaya listrik, air, dan kebersihan Rp 200.000,00
Biaya transportasi @ Rp 5.000,00 x 30 hari Rp 150.000,00
Biaya penyusutan peralatan Rp 141.700,00 +
Total Rp 5.141.700,00
Belanja bahan baku (beras, sayur, lauk, dll)
= @ Rp 150.000,00/ hari x 30 hari Rp 4.500.000,00
Perlengkapan penunjang (tisu, tusuk gigi) Rp 150.000,00
Biaya listrik, air, dan kebersihan Rp 200.000,00
Biaya transportasi @ Rp 5.000,00 x 30 hari Rp 150.000,00
Biaya penyusutan peralatan Rp 141.700,00 +
Total Rp 5.141.700,00
Omset per bulan
Pendapatan per hari :
Rata-rata makanan per porsi Rp 7.000,00, dan minuman Rp 1.500,00/ gelas
Pendapatan makanan :
@ Rp 7.000,00 x 30 porsi = Rp 210.000,00
Pendapatan minuman :
@ Rp 1.500,00 x 50 gelas = Rp 75.000,00 +
Total pendapatan/hari Rp 285.000,00
Pendapatan per hari :
Rata-rata makanan per porsi Rp 7.000,00, dan minuman Rp 1.500,00/ gelas
Pendapatan makanan :
@ Rp 7.000,00 x 30 porsi = Rp 210.000,00
Pendapatan minuman :
@ Rp 1.500,00 x 50 gelas = Rp 75.000,00 +
Total pendapatan/hari Rp 285.000,00
Pendapatan per bulan
Rp 285.000,00 x 30 hari = Rp 8.550.000,00
Rp 285.000,00 x 30 hari = Rp 8.550.000,00
Laba bersih per bulan
Rp 8.550.000,00 - Rp 5.141.700,00 = Rp 3.408.300,00
Rp 8.550.000,00 - Rp 5.141.700,00 = Rp 3.408.300,00
(modal awal : laba bersih per bulan) = ± 1 bulan
3.
Evaluasi
1)
Pasang Target yang Realistis
Kegiatan evaluasi, tidak akan banyak gunanya jika tidak
diikuti dengan pembuatan perencanaan untuk periode mendatang. Sama dengan
evaluasi, kegiatan inipun sebaiknya melibatkan Sumber daya atau karyawan
operasional yang ada. Sebagai pemilik rumah makan tentu ingin memasang target
setinggi-tingginya. Sementara karyawan cenderung sebaliknya (kalau mereka
berani berkata jujur, dan tidak bersikap Asal Bapak Senang). Sementara
kombinasi dan perpaduan target perencanaan pemilik rumah makan dan karyawan, bisa melahirkan target yang
lebih realistis, karena percuma saja pemilik rumah makan memaksakan target
tinggi, jika tidak didukung oleh karyawan. Kecuali jika mereka diajak bicara
dan dapat memahami alasan penetapan target itu. Lebih bagus lagi, kalau mereka
juga bisa diyakinkan, bahwa pencapaian target akan mereka nikmati juga
nantinya, misalnya, dengan kenaikan gaji atau insentif dan bonus.
2) Gunakan Pandangan Pihak Lain
Agar dapat membuat target bisnis dapat lebih menantang dan
sekaligus realistis juga diperlukan pandangan pihak lain ( Second Opinion ),
yang bisa memberikan penilaian dan pandangan “dari luar”. Jika memungkinkan,
undanglah orang luar yang anda nilai cukup berkompeten, dan mengetahui peta
bisnis yang anda geluti. Bisa juga anda dapatkan dari konsumen yang loyal,
untuk memberikan penilaian dengan menanyakan dan menyampaikan
harapan-harapannya.
3) Jangan andalkan keberuntungan
Perencanaan
bisnis yang disusun secara cermat, niscaya akan lebih menjamin usaha rumah
makan mengalami perkembangan yang signifikan dan secara berkelanjutan. Jangan
mengandalkan faktor keberuntungan. Benar, dimanapun dan kapanpun keberuntungan
bisa saja muncul. Tapi tidak ada kepastian. Pengusaha yang selalu mengandalkan
keberuntungan biasanya mudah tergoda untuk beralih pada bidang atau produk
lain.
4) Evaluasi Setiap Hari
Bisnis
masa kini menghadapi iklim persaingan usaha yang cepat berubah dan cukup ketat.
Begitupun dengan perencanaan. Penyusunan rencana yang ditetapkan dalam setahun,
cukup dijadikan panduan secara garis besar saja.
Lakukan
evaluasi setiap hari. Rutin melakukan evaluasi setiap malam hari, karena malam
hari biasanya kondisi pikiran sudah tenang, sehingga bisa berfikir lebih
objektif. Selain evaluasi, sekaligus membuat perencanaan untuk produksi esok
harinya, dengan mempertimbangkan permintaan pasar.
Dari
kegiatan evaluasi, bisa memantau perkembangan usaha dan membuat langkah tepat
yang diperlukan. Misalnya, soal efisiensi perlu tidaknya menambah alat baru,
dan sebagainya.
Banyak juga pengusaha yang melakukan evaluasi setiap minggu, atau setiap bulan. Boleh-boleh saja. Soal frekuensi evaluasi, sangat tergantung pada jenis produknya, dengan melihat perkembangan dan peta persaingga pasar yang ada. Kegiatan evaluasi diluar yang tahunan juga bermanfaat untuk melakukan perubahan-perubahan targt secara cepat. Bisa dengan dengan menurunkan, atau lebih meninggikan. Tergantung perkembangan situasi bisnis terakhir saat itu.
Banyak juga pengusaha yang melakukan evaluasi setiap minggu, atau setiap bulan. Boleh-boleh saja. Soal frekuensi evaluasi, sangat tergantung pada jenis produknya, dengan melihat perkembangan dan peta persaingga pasar yang ada. Kegiatan evaluasi diluar yang tahunan juga bermanfaat untuk melakukan perubahan-perubahan targt secara cepat. Bisa dengan dengan menurunkan, atau lebih meninggikan. Tergantung perkembangan situasi bisnis terakhir saat itu.
0 komentar:
Posting Komentar