secara umum fasilitas dapat didefinisikan
sebagai tempat berkumpulnya orang, material, mesin, dan sebagainya untuk
mencapai tujuan dari suatu industri barang atau jasa. Fasilitas harus dapat
diatur dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan untuk memproduksi produk atau
menyediakan jasa dengan biaya rendah, kulaitas tinggi, dan menggunakan sumber
daya yang minimal (Heragu, 1997).
Perencanaan fasilitas (facilities planning) dalam industri digunakan untuk mengatur fasilitas yang ada agar mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan fasilitas dibagi atas dua bagian yaitu perencanaan penempatan fasilitas (facilities location) dan perancangan fasilitas (facilities design) (Tompkins, 1984). Berikut akan diberikan gambar hirarki perencanaan fasilitas menurut Tompkins (1984).
Perencanaan fasilitas (facilities planning) dalam industri digunakan untuk mengatur fasilitas yang ada agar mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan fasilitas dibagi atas dua bagian yaitu perencanaan penempatan fasilitas (facilities location) dan perancangan fasilitas (facilities design) (Tompkins, 1984). Berikut akan diberikan gambar hirarki perencanaan fasilitas menurut Tompkins (1984).
Gambar 1. Hirarki perencanaan fasilitas
(Tompkins, 1984)
Penempatan fasilitas berkaitan penentuan lokasi dari fasilitas yang menunjang produksi dan distribusi barang atau jasa. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penempatan fasilitas yaitu kedekatan lokasi sumber bahan baku, kedekatan dengan pasar (pelanggan dan supplier), faktor tenaga kerja, serta faktor lain yang menunjang seperti transportasi, peraturan pemerintah, dan sebagainya. Dalam perancangan fasilitas dilakukan penentuan konfigurasi dari komponen-komponen fasilitas yang menunjang produksi dan distribusi barang atau jasa.
Perancangan fasilitas terdiri atas:
1.
Perancangan sistem fasilitas, yang meliputi sistem struktur
(gedung dan perlengkapannya), sistem pencahayaan, listrik, komunikasi, sistem
keselamatan kerja, sistem sanitasi, dan sebagainya.
2.
Perancangan tata letak, yaitu penempatan semua perlengkapan,
mesin dan peralatan penunjang pada lokasi-lokasi tertentu di lantai pabrik
3.
Perancangan sistem pemindahan material, yaitu mekanisme untuk
memenuhi kebutuhan interaksi antar fasilitas. Pada perancangan ini juga
dilakukan pemilihan alat pemindahan material.
Perencanan fasilitas merupakan persoalan kompleks dan memiliki aplikasi yang luas seperti pada bidang manufaktur, perkantoran, rumah sakit, bandara, supermarket, dan sebagainya. Perencanaan fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitas dari aset-aset tetap dalam mendukung tercapainya tujuan perencanaan. Tujuan perencanaan fasilitas adalah:
1.
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
2.
Meningkatkan return on assets (ROA) dengan meminimumkan
persediaan dan memaksimalkan terjadinya perputaran persediaan (inventory
turns).
3.
Meningkatkan return on investment (ROI) dari modal yang
dikeluarkan.
4.
Mengintegrasikan rantai persediaan (supply chain) melalui
kemitraan dan komunikasi.
5.
Mengurangi ongkos dan menumbuhkan rantai persediaan yang
menguntungkan.
6.
Mendukung visi perusahaan dengan memperbaiki pengendalian dan
pemindahan bahan.
7.
Meningkatkan efektifitas penggunaan tenaga kerja, perlengkapan,
ruang, dan energi.
8.
Meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi dan melakukan
perawatan.
9.
Menyediakan keamanan dan kepuasan kerja bagi operator.
PERENCANAAN FASILITAS
Perancangan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan fasilitas-fasilitas fisik (peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan) untuk mengoptimasikan hubungan antara personil operasi, aliran material, aliran informasi, dan merupakan metode yang dibutuhkan untuk menciptakan perusahaan yang objektif, efisien, ekonomis, dan memuaskan (Apple, 1990).
Pada sistem manufaktur, proses perancangan fasilitas pabrik dapat dilakukan dengan cara Mempelajari proses produksisebagai berikut:
1.
Mempelajari proses produksi melalui:
a.
Pengaturan mesin
b.
Pengaturan peralatan
c.
Pengaturan area kerja
2.
Miminumkan perpindahan material
3.
Menjaga fleksibilitas dari tata letak fasilitas, yang
memungkinkan untuk dilakukannya perubahan tata letak
4.
Mengatur aliaran material sedemikian rupa sehingga waktu
produksi menjadi sependek mungkin
5.
Memaksimumkan daya guna dari ruangan yang tersedia
6.
Mengurangi keterlambatan produksi
7.
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja
8.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
9.
Memberikan kenyamanan, keamanan, dan kebaikan-kebaikan untuk
operator
10.
Mengurangi antrian material yang menunggu untuk diproses
11.
Mengurangi kemungkinan bahaya selama proses produksi dan
pengaruhnya terhadap kualitas produk
12.
Mengurangi ongkos pengontrolan, ongkos maintenance, dan
lain-lain.
Beberapa ukuran performansi yang menjadi tujuan perancangan fasilitas manufaktur adalah:
1.
Ongkos
Minimasi ongkos produk dan proyek merupakan kepentingan yang
utama, walaupun dengan ongkos yang minimum belum tentu memberikan hasil yang
terbaik. Diperlukan pengaturan anggaran (budgeting) dalam mengendalikan ongkos
proyek.
2.
Kualitas produk
Kualitas adalah hal yang kritis dan sulit untuk diukur. Upaya
untuk mencapai tingkat kualitas yang diinginkan adalah dengan memilih
perlengkapan, merancang stasiun kerja, dan menyusun metode kerja yang dapat
menghasilkan produkproduk yang berkualitas.
3.
Efektifitas penggunaan sumber daya
a.
Penempatan kamar kecil, ruang ganti, dan kantin yang dapat
berdampak pada produktivitas tenaga kerja.
b.
Karena ongkos pengadaan perlengkapan dan operasinya mahal, maka
sebagian dari ongkos ini harus dibebankan pada tiap produk yang diproduksi pada
mesin-mesin.
c.
Tinggi ruangan perlu dimanfaatkan sama seperti menggunakan lebar
ruangan.
Tenaga kerja, perlengkapan, ruang, dan energi merupakan sumber
daya perusahaan yang perlu digunakan secara efektif. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
4.
Waktu pengiriman
Usahakan memulai produksi sesuai waktunya dan memenuhi jadwal
pengiriman dan segala ongkosnya.
5.
Fleksibilitas
Membangun fleksibilitas dalam perencanaan fasilitas bertujuan
untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perubahan di masa depan
6.
Persediaan/inventory
Usahakan untuk mengurangi atau menghilangkan persediaan yang
berlebihan.
7.
Keamanan dan kenyamanan bagi pekerja
Keamanan bagi pekerja merupakan suatu tanggung jawab hukum dan
moral bagi perancang fasilitas.
0 komentar:
Posting Komentar