Setelah Berkunjung Silahkan Berkomentar

Riko Anwar Saputra


Minggu, 05 Mei 2013

Pasar Oligopoli




Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.

Ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut :

a. Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.

b. Barang yang diperjualbelikan dapat homogen dapat pula berbeda corak (differentiated product).

c. Terdapat halangan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk ke dalam pasar.

d. Satu di antara oligopoli merupakan market leader, yaitu penjual yang memiliki pangsa pasar yang terbesar.

Oligopoli terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut :

1. Oligopoli murni (pure oligopol ) yang ditandai beberapa perusahaan menjual produk homogen.

2. Oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopol ) yang ditandai beberapa perusahaan menjual produk yang dapat dibedakan.

Dampak negatif oligopoli terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :

a. Keuntungan yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka panjang.

b. Timbul inefisiensi produksi.

c. Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan.

d. Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang munculnya inflasi yang kronis.
Penilaian Terhadap Pasar Oligopoli
Penilaian terhadap pasar oligopoly didasarkan kepada:
a.       Efisiensi  dalam Menggunakan Sumber-sumber Daya
Efisiensi penggunaan factor-faktor produksi akan tercapai saat marginal cost sama dengan marginal revenue. Kedaan ini hanya mungkin tercapai apabila tingkat harga adalah sama dengan biaya rata-rata yang paling rendah ( ditunjukan oleh titik paling rendah dalam kurva AC). Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai oleh perusahaan oligopoly. Dengan demikian dipandang dari sudut efisiensi ini perusahaan oligopoly tidak menggunakan sumber-sumber daya secara efisien, meskipun demikian dipandang dari sudut skala ekonomis yang mungkin diperoleh, terdapat kemungkinan bahwa perusahaan oligopoly akan memproduksi komoditas dengan biaya yang lebih rendah dari perusahaan dalam persaingan sempurna. Dalam industry dimana skala ekonomis akan terus menerus dinikmati sehingga tingkat produksi adalah sangat tinggi, lebih efisien apabila industry itu teridi dari beberapa perusahaan, apabila industry terdiri dari banyak perusahaan seperti yang didapati dalam pasar persaingan sempurna. Apabila industry tersebut terdiri dari banyak perusahaan, setiap perusahaan hanya akan menghasilkan memproduksi pada tingkat produksi yang sangat rendah dan tidak menikmati skala ekonomis. Dengan demikian biaya produksi perunit adalah lebih tinggi daripada bila skala ekonomis tersebut dapat dinikmati.
b.      Pengembangan Teknologi dan Inovasi
Seperti halnya dalam pasar monopoli, perusahaan-perusahaan dalam pasar oligopoly juga memperoleh keuntungan melebihi normal. Keuntungan lebih dari normal dalam jangka pendek ini dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan demikian dalam perusahaan oligopoli terdapat dana yang cukup untuk membiayai penyelidikan yang diperlukan untuk mengembangkan terknologi dan melakuakn inovasi.
Dorongan untuk mengembangkan teknologi dapat terus berlanjut karena perusahaan dalam oligopoly tidak dapat mengandalkan upaya menarik konsumen melallui persaingan harga yang pada akhirnya akan menimbulkan perang harga yang akan merugika perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu upaya menarik lebih banyak pelanggan dilakukan dengan persaingan bukan harga. Salah satu diantaranya adalah dengan terus menerun mengembangkan keunggulan komoditas yang diproduksinya agar tetap memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini perusahaan harus terus berusaha mengembangkan teknologi dan membuat inovasi yang diperlukan.

5.      Memaksimumkan Keuntungan Pasar Oligopoly
Penjualan sering menambah biaya produksi dengan suatu aturan yang sederhana, yaitu menigkatkan mempertahan kan pangsa pasar. Pegangan ini dapat membantu perusahaan oligopoli dalam menetapkan volume penjualan, dengan mengabaikan interdependensi dan reaksi pesaing. Perusahaan hanya melihat peranan skala ekonomi, pertumbuhan, pangsa pasardan sebagainya.
Aturan-aturan seperti ini dapat meningkatkan output penjualan di mana keuntungan perusahaan maksimum. Memaksimumkan penjualan dapat menurunkan harga penjualan tetapi menaikkan volume output yang dijual lebih.
Tetapi sekali lagi, hasilnya mungkin agak konvensional. Memaksimumkan penjualan dapat menjadi konsisten dengan maksimisasi keuntungan jangka panjang. Inilah yang diharapkan manajer-manajer pada akhir orientasi pertumbuhan perusahaan mereka.

6.      Keseimbangan Jangka Panjang dan Pendek
·         Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, oligopoly dapat menyebabkan efek yang merugikan seperti ini:
v  P > MC, karenanya terdapat inefiensi alokasi sumber daya ekonomi ke perusahaan-perusahaan dalam industry oligopolisuic.
v  Perusahaan-perusahaan oligopoly biasanya tidak berproduksi pada titik terendah kurva LAC-nya.
v  Ketika oligopoly memproduksi produk yang terdiferensiasi terlalu banyak biaya yang dibuang untuk iklan dan perubahan model.
Namun dalam jangka panjang oligopoly juga dapat memperoleh laba.
·         Jangka Pendek
Ekuilibrium pasar tercapai bila volume output yang ditawarkan seluruh produsen di pasar sama dengan volume output yang dibutuhkan oleh seluruh konsumen.


7.      Kebaikan dan Keburukan Pasar Oligopoli
·         Kebaikan pasar Oligopoli:
                                                        i.            Efisiensi. Terkadang dipasar hanya dibutuhkan sedikit perusahaan saja sehingga perusahaan lain hanya akan mempersengit persainagn sehingga menaikan biaya produksi.
                                                      ii.            Karena yang terlibat dipasar hanya sedikit perusahaan, maka jika mereka bersaing akan lebih menguntungkan konsumen dari segi harga dan mutu produk karena jika salah satu perusahaan tersebut menaikan harga, pelanggannya langsung berpindah ke perusahaan bersaing.
·         Keburukan pasar Oligopoli:
                                                          i.            Dibutuhakan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar karena adanya skala ekonomis yang telah diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar sehingga sangat sulit untuk memasuki pasar.
                                                        ii.            Dalam pasar mungkin saja terdapat perusahaan yang memegang hak paten atas sebuah produk sehingga tidak mungkin lagi bagi perusahaan lain untuk memproduksi produk yang sama.
                                                      iii.            Beberapa perusahaan dalam pasar mungkin telah memiliki pelanggan/konsumen yang setia sehingga perusahaan yang lain sulit untuk menyaingi perusahaan tersebut.
                                                      iv.            Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar.
                                                        v.            Kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar sehingga membentuk monopoli dan merugikan masyarakat.
8.      Model Oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoly, sehingga para ekonom mengembangkan berbagai modal untuk menganalisis perilaku oligopolies. Sayangnya, tidak ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Berikut ini akan disampaikan beberapa model oligopoly yang dikembangkan oleh para ekonom:
a.       Model Permintaan Yang Patah ( Kinked Demand Model )
Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau ada produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan kehilangan langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan harga. Namun sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar oligopoli tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi, tetapi tidak melakukan kolusi (kesepakatan).

b.      Model Cournot ( Cournot Modal )
Model Cournot yang disebut juga duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot seorang ahli ekonomi berkebangsaan Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari model ini adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya, ,aka perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan pasar.
c.       Model Stackelberg ( Stackelberg Model )
Dalam model Stackelberg diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan, satu bertindak sebagai pemimpin (leader firm) dan satu perusahaan berlaku sebagai pengikut (follower). Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin mempunyai kewenangan untuk menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk memperoleh keuntungan maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan oleh perusahaan pemimpin ini, perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan ketentuan pada model Cournot, yaitu menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak akan mengubah tingkat outputnya.
d.      Modal Perusahaan Dominan ( The Dominan Firm Model )
Model perusahaan dominan adalah pengembangan lebih lanjut darimodel Stackelberg. Dalam model ini juga terdapat perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin dasar serta perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournot, melaikan mereka bereaksi seolah-olah meraka berada dalam pasar yang bersaing sempurna. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai penerima harga ( price taker ), yaitu akan menerima berapapun harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga.

9.      Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoly dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a.       Pasar Oligopoli Murni ( Pure Oligopoly )
Jenis ini merupakan praktek oligopoly dimanabarang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoly pada produk air mineral.
b.      Pasar Oligopoli dengan Pembedaan ( Differentiated Oligopoli )
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoly dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha an Suzuki.

                                                                                             



10.  Hambatan dalam Persaingan Oligopoli
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoly adalah perusahaan yang telah mapan, baik dalam segi pengalaman, mosal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoly agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamya terdapat kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
      Skala Ekonomi
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relative lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relative akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relative lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru
      Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurukan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).
      Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk yang dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi terkenal oleh masyarakat dan menciptakan konsumen yang loyal pada produknya. Selain itu, berhubung dengan tingkat kerumitan produk yang dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya, sehingga membutuhkan waktu yang lama, sementara bagi perusahaan lama hal tersebut adalah hal biasa.
Selanjutnya, keistimewaan lain adalah bahwa perusahaan lama menghasilkan produk yang berfungsi sama akan tetapi disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya. Misalkan, INTEL, perusahaan penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing dengan Cyrix dan AMD dengan mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4). Akan tetapi, berhubung banyak pemakai komputer (PC) hanya untuk menjalankan operasi-operasi/program biasa seperti pengolah data, spreadsheet dan tampilan slide yang hanya membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi oleh Cyrix dan AMD, maka INTEL pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan pesaingnya, namun dengan kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4).



11.  Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah. Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.
Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.

0 komentar:

Posting Komentar