Pasar
oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang
dari sepuluh.
Ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut :
a. Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
b. Barang yang diperjualbelikan dapat homogen dapat pula berbeda corak
(differentiated product).
c. Terdapat halangan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk
masuk ke dalam pasar.
d. Satu di antara oligopoli merupakan market leader, yaitu penjual yang
memiliki pangsa pasar yang terbesar.
Oligopoli terdiri dari dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Oligopoli murni (pure oligopol ) yang ditandai beberapa perusahaan menjual
produk homogen.
2. Oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopol ) yang ditandai beberapa
perusahaan menjual produk yang dapat dibedakan.
Dampak negatif oligopoli terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka panjang.
b. Timbul inefisiensi produksi.
c. Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan.
d. Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang munculnya inflasi
yang kronis.
Penilaian Terhadap Pasar Oligopoli
Penilaian terhadap pasar oligopoly didasarkan kepada:
a. Efisiensi dalam Menggunakan Sumber-sumber Daya
Efisiensi penggunaan factor-faktor produksi akan tercapai saat marginal cost
sama dengan marginal revenue. Kedaan ini hanya mungkin tercapai apabila tingkat
harga adalah sama dengan biaya rata-rata yang paling rendah ( ditunjukan oleh
titik paling rendah dalam kurva AC). Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai
oleh perusahaan oligopoly. Dengan demikian dipandang dari sudut efisiensi ini
perusahaan oligopoly tidak menggunakan sumber-sumber daya secara efisien,
meskipun demikian dipandang dari sudut skala ekonomis yang mungkin diperoleh,
terdapat kemungkinan bahwa perusahaan oligopoly akan memproduksi komoditas
dengan biaya yang lebih rendah dari perusahaan dalam persaingan sempurna. Dalam
industry dimana skala ekonomis akan terus menerus dinikmati sehingga tingkat
produksi adalah sangat tinggi, lebih efisien apabila industry itu teridi dari
beberapa perusahaan, apabila industry terdiri dari banyak perusahaan seperti
yang didapati dalam pasar persaingan sempurna. Apabila industry tersebut
terdiri dari banyak perusahaan, setiap perusahaan hanya akan menghasilkan
memproduksi pada tingkat produksi yang sangat rendah dan tidak menikmati skala
ekonomis. Dengan demikian biaya produksi perunit adalah lebih tinggi daripada
bila skala ekonomis tersebut dapat dinikmati.
b. Pengembangan Teknologi dan Inovasi
Seperti halnya dalam pasar monopoli, perusahaan-perusahaan dalam pasar
oligopoly juga memperoleh keuntungan melebihi normal. Keuntungan lebih dari
normal dalam jangka pendek ini dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dalam perusahaan oligopoli terdapat dana yang cukup untuk
membiayai penyelidikan yang diperlukan untuk mengembangkan terknologi dan
melakuakn inovasi.
Dorongan untuk mengembangkan teknologi dapat terus berlanjut karena perusahaan
dalam oligopoly tidak dapat mengandalkan upaya menarik konsumen melallui
persaingan harga yang pada akhirnya akan menimbulkan perang harga yang akan
merugika perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu upaya menarik lebih banyak
pelanggan dilakukan dengan persaingan bukan harga. Salah satu diantaranya
adalah dengan terus menerun mengembangkan keunggulan komoditas yang
diproduksinya agar tetap memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu. Untuk
mencapai tujuan ini perusahaan harus terus berusaha mengembangkan teknologi dan
membuat inovasi yang diperlukan.
5. Memaksimumkan Keuntungan Pasar Oligopoly
Penjualan sering menambah biaya produksi dengan suatu aturan yang sederhana,
yaitu menigkatkan mempertahan kan pangsa pasar. Pegangan ini dapat membantu
perusahaan oligopoli dalam menetapkan volume penjualan, dengan mengabaikan
interdependensi dan reaksi pesaing. Perusahaan hanya melihat peranan skala
ekonomi, pertumbuhan, pangsa pasardan sebagainya.
Aturan-aturan seperti ini dapat meningkatkan output penjualan di mana
keuntungan perusahaan maksimum. Memaksimumkan penjualan dapat menurunkan harga
penjualan tetapi menaikkan volume output yang dijual lebih.
Tetapi sekali lagi, hasilnya mungkin agak konvensional. Memaksimumkan penjualan
dapat menjadi konsisten dengan maksimisasi keuntungan jangka panjang. Inilah
yang diharapkan manajer-manajer pada akhir orientasi pertumbuhan perusahaan
mereka.
6. Keseimbangan Jangka Panjang dan Pendek
· Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, oligopoly dapat menyebabkan efek yang merugikan seperti
ini:
v P > MC, karenanya terdapat inefiensi alokasi sumber daya ekonomi ke
perusahaan-perusahaan dalam industry oligopolisuic.
v Perusahaan-perusahaan oligopoly biasanya tidak berproduksi pada titik
terendah kurva LAC-nya.
v Ketika oligopoly memproduksi produk yang terdiferensiasi terlalu banyak
biaya yang dibuang untuk iklan dan perubahan model.
Namun dalam jangka panjang oligopoly juga dapat memperoleh laba.
· Jangka Pendek
Ekuilibrium pasar tercapai bila volume output yang ditawarkan seluruh produsen
di pasar sama dengan volume output yang dibutuhkan oleh seluruh konsumen.
7. Kebaikan dan Keburukan Pasar Oligopoli
· Kebaikan pasar Oligopoli:
i.
Efisiensi. Terkadang dipasar hanya dibutuhkan sedikit perusahaan saja
sehingga perusahaan lain hanya akan mempersengit persainagn sehingga menaikan
biaya produksi.
ii.
Karena yang terlibat dipasar hanya sedikit perusahaan, maka jika mereka
bersaing akan lebih menguntungkan konsumen dari segi harga dan mutu produk
karena jika salah satu perusahaan tersebut menaikan harga, pelanggannya
langsung berpindah ke perusahaan bersaing.
· Keburukan pasar Oligopoli:
i.
Dibutuhakan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar
karena adanya skala ekonomis yang telah diciptakan oleh perusahaan yang berada
di pasar sehingga sangat sulit untuk memasuki pasar.
ii.
Dalam pasar mungkin saja terdapat perusahaan yang memegang hak
paten atas sebuah produk sehingga tidak mungkin lagi bagi perusahaan lain untuk
memproduksi produk yang sama.
iii.
Beberapa perusahaan dalam pasar mungkin telah memiliki pelanggan/konsumen
yang setia sehingga perusahaan yang lain sulit untuk menyaingi perusahaan
tersebut.
iv.
Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh
pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar.
v.
Kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar sehingga
membentuk monopoli dan merugikan masyarakat.
8. Model Oligopoli
Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoly, sehingga para ekonom mengembangkan
berbagai modal untuk menganalisis perilaku oligopolies. Sayangnya, tidak ada
satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik. Berikut
ini akan disampaikan beberapa model oligopoly yang dikembangkan oleh para
ekonom:
a. Model Permintaan Yang Patah ( Kinked Demand Model )
Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy (1939). Sweezy beranggapan bahwa kalau
ada produsen dalam pasar oligopoli yang berusaha menaikkan harga maka ia akan
kehilangan langganan karena tak ada produsen lainnya yang bersedia menaikkan
harga. Namun sebaliknya, produsen dalam pasar oligopoli tidak dapat memperluas
pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan menurunkan harga dengan
tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah perang harga. Dalam hal
ini para produsen dalam pasar oligopoli saling mempengaruhi pasar oligopoli
tidak dapat memperluas pasar dengan menurunkan harga sebab para pesaing akan
menurunkan harga dengan tingkat yang lebih rendah lagi. Akibatnya terjadilah
perang harga. Dalam hal ini para produsen dalam pasar oligopoli saling
mempengaruhi, tetapi tidak melakukan kolusi (kesepakatan).
b. Model Cournot ( Cournot Modal )
Model Cournot yang disebut juga duopoli dikembangkan oleh Augustin Cournot
seorang ahli ekonomi berkebangsaan Perancis pada tahun 1838. Asumsi utama dari
model ini adalah bahwa jika perusahaan telah menentukan tingkat produksinya,
,aka perusahaan tersebut tidak akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah
perusahaan pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar duopoli
hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian
hanya terdapat satu harga pasar. Harga pasar ditentukan oleh keseimbangan
antara jumlah total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan permintaan
pasar.
c. Model Stackelberg ( Stackelberg Model )
Dalam model Stackelberg diasumsikan bahwa di pasar terdapat dua perusahaan,
satu bertindak sebagai pemimpin (leader firm) dan satu perusahaan berlaku
sebagai pengikut (follower). Perusahaan yang bertindak sebagai pemimpin
mempunyai kewenangan untuk menentukan jumlah output yang akan dihasilkan untuk
memperoleh keuntungan maksimum. Atas dasar jumlah output yang telah ditentukan
oleh perusahaan pemimpin ini, perusahaan pengikut akan bereaksi sesuai dengan
ketentuan pada model Cournot, yaitu menganggap bahwa perusahaan pemimpin tidak
akan mengubah tingkat outputnya.
d. Modal Perusahaan Dominan ( The Dominan Firm Model )
Model perusahaan dominan adalah pengembangan lebih lanjut darimodel Stackelberg.
Dalam model ini juga terdapat perusahaan dominan yang bertindak selaku pemimpin
dasar serta perusahaan-perusahaan lain sebagai pengikut. Perbedaannya adalah
bahwa perusahaan-perusahaan pengikut tidak bereaksi mengikuti model Cournot,
melaikan mereka bereaksi seolah-olah meraka berada dalam pasar yang bersaing
sempurna. Dengan demikian perusahaan-perusahaan pengikut bertindak sebagai
penerima harga ( price taker ), yaitu akan menerima berapapun harga yang
ditetapkan oleh perusahaan pemimpin dan akan menghasilkan output pada kondisi
dimana marginal costnya sama dengan tingkat harga.
9. Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoly dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
a. Pasar Oligopoli Murni ( Pure Oligopoly )
Jenis ini merupakan praktek oligopoly dimanabarang yang diperdagangkan
merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoly pada produk
air mineral.
b. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan ( Differentiated
Oligopoli )
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoly dimana barang yang
diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang
dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha an Suzuki.
10. Hambatan dalam Persaingan Oligopoli
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoly adalah perusahaan
yang telah mapan, baik dalam segi pengalaman, mosal, sumber daya (manusia dan
bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoly
agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan
yang didalamya terdapat kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut:
Skala Ekonomi
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relative lebih memiliki
kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya
perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga
sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relative akan mampu
menjual produksinya dengan harga yang relative lebih murah bila dibandingkan
para pendatang baru
Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurukan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru
daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi
perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya
yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan
agar menjadi terampil).
Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk yang
dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi terkenal oleh masyarakat dan
menciptakan konsumen yang loyal pada produknya. Selain itu, berhubung dengan
tingkat kerumitan produk yang dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah
dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya, sehingga membutuhkan waktu yang
lama, sementara bagi perusahaan lama hal tersebut adalah hal biasa.
Selanjutnya, keistimewaan lain adalah bahwa perusahaan lama menghasilkan produk
yang berfungsi sama akan tetapi disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya.
Misalkan, INTEL, perusahaan penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing
dengan Cyrix dan AMD dengan mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4).
Akan tetapi, berhubung banyak pemakai komputer (PC) hanya untuk menjalankan
operasi-operasi/program biasa seperti pengolah data, spreadsheet dan tampilan
slide yang hanya membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi oleh Cyrix dan
AMD, maka INTEL pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan
pesaingnya, namun dengan kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4).
11. Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar
monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa
lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui
pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut
sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri
transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli
menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya
efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya
transportasi udara semakin murah. Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil
melakukan transformasi seperti itu.
Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme
persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku
didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara
dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS,
Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu
telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas
dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar
dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak
pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik,
konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing
secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan
tarif yang sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang
komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin
terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada
pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari
produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan
internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen
dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar
telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh
lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan
BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk
mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan
melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.