Sebagai profesi yang muda tetapi terus berkembang,
pekerjaan sosial telah mengembangkan model alternatif praktek untuk
meningkatkan efektivitas para praktisi. Sejumlah pendapat telah dikemukakan
dalam rangka mencari metode dan prosedur baru yang muncul dari ketidakpuasan
yang dirasakan oleh para pekerja sosial tentang imej dan keahlian mereka.
Pencarian untuk mencari model yang efektif juga meliputi ketidakpuasan yang
muncul dari sejumlah praktisi psikososial yang kecewa terhadap kemampuan
aplikatif psikologi Freudian.
Sebagaimana pelaksanaannya, analisis sistem pada pokoknya
adalah suatu teknik untuk menganalisis tahapan permasalahan secara menyeluruh
dan lengkap. Seperti halnya, suatu teknik organisasional dan penyidikan, dan
karenanya secara potensial menyediakan suatu metode praktek bagi seluruh
pekerja sosial untuk memakainya, sepantasnyalah dilakukan penelitian lanjutan.
Sistem analisis ini bukan berarti akan menyelesaikan seluruh atau sebagian
besar permasalahan profesi, tetapi akan membantu dalam perencanaan dan
pengorganisasian suatu kasus, dan dengan demikian secara potensial akan
memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap klien. Selanjutnya ditambahkan,
sistem ini secara nyata memberikan suatu model tahap demi tahap mengenai
penerapan keterampilan, dan dengan demikian seharusnya meningkatkan imej
masyarakat secara positif tentang pekerjaan sosial. Dengan model ini pekerja
sosial dapat mendemonstrasikan pemakaian suatu pendekatan pemecahan masalah
profesional dengan alasannya : (a) menilai kebutuhan-kebutuhan klien,
(b) menentukan tujuan (setting goals), (c) mempertimbangkan secara hati-hati
beragam strategi intervensi, (d) memilih dan mengimplementasikan strategi yang
layak dan praktis, dan mengevaluasi hasil dari strategi yang diterapkan.
Tulisan ini akan mulai dengan mengahantarkan pembaca
kepada pemahaman umum yang melatarbelakangi penggunaan analisis sistem, dan
kemudian membicarakan bagaimana analisis sistem dapat digunakan oleh para
pekerja sosial dalam prakteknya. Sebuah perbincangan mengenai pendekatan
Pincuss and Minahan (1973) juga akan diperlihatkan, juga contoh-contoh kasus
yang menggambarkan penggunaan analisis sistem.
II. Pemahaman Sistem Secara Umum
Banyak teori sistem diperoleh dari literatur
bisnis-manajemen (Clealand and King, 1972; Wright and Tate, 1973). Upaya-upaya
baru tentang efisiensi biaya, teknik manajemen baru, dan era komputer turut
membantu perkembangan teori sistem dan analisis sistem kedalam bidang kerja itu
sendiri. Banyak bentuk-bentuk bisnis, khususnya bidang konsultasi, sekarang
mempekerjakan orang-orang yang menyebut diri mereka ahli analisis sistem.
Fungsi mereka adalah melihat hubungan diantara divisi-divisi dalam perusahaan
atau organisasi dalam rangka memperoleh mekanisme yang paling efisien bagi
komunikasi, manajemen, perencanaan, dan pengembangan. Banyak dari analisis ini
saat sekarang terdiri dari pembuatan pola dan pemakaian program-program
komputer berpengalaman dengan menekankan pada prosesing dan analisis data
tentang kesaling-keterkaitan. Belakangan aspek tersebut, analisis tentang
hubungan, yang menggunakan analisis sistem berguna pula pada bidang kegiatan
lain. Bidang profesi pekerjaan sosial. Konsep dasarnya adalah bahwa keterkaitan
diantara bagian-bagian dari sistem atau organisasi adalahesensial untuk memahami suatu bentuk atau
efentivitas dari sistem. Konsep ini dapat diterapkan dalam pandangan
perusahaan, keluarga, organisasi informal, sekelompok orang, atau juga klien
perorangan yang perlu berhubungan dengan sejumlah sistem lainnya. Banyak
pengalaman para praktisi pekerjaan sosial menyatakan bahwa tidak ada klien yang
dapat beraktivitas dalam kekosongan (kesendirian). Sekarang ini bukan waktunya
bagi kita untuk mempertanyakan bagaimana kepribadian atau struktur sosial
banyak berperpengaruh terhadap perilaku (Parson, 1958), kenyataannya adalah
bahwa banyak sistem yang berada dalam setiap kehidupan seseorang, sistem
merupakan elemen penting dalam rangka sejumlah analisis treatment atau rencana intervensi. Meski begitu
dimungkinkan untuk mengubah beberapa sistem tersebut, sehingga dengan demikian
dalam kasus rencana treatment secara perorangan akan lebih praktis,
berguna, dan seminimal mungkin mengurangi gangguan dalam kehidupan seseorang.
Sebelum menampilkan model sistem Pincuss dan Minahan
(1973), beberapa konsep kunci tentang teori sistem secara umum pertama-tama
akan dikemukakan kepada pembaca sebagai sebuah pespektif.
Menurut Hearn (1979. p.335), suatu sistem adalah
a set of objects together with relationship between the
object and between their attributes. There are conceptuals systems —the
mathematical type; there are real systems, the kinds of living ang nonliving
systems that can be observed; and there are abtracted systems, classes of
bevavior and relationships that can be inferred about real systems.
Kunci umum konsep teori sistem adalah wholeness,
relationship, dan homeostasis. Konsepwholeness berarti bahwa objek-objek atau
elemen-elemen yang terdapar di dalamnya adalah suatu penghasil sistem yang
lebih besar daripada penjumlahan dari bagian-bagian yang terpisah. Teori sistem
adalah antireduksi yang menunjukkan bahwa tidak ada suatu sistem yang
benar-benar dapat dipahami atau secara sekaligus keseluruhan menjelaskan secara
rinci kedalam masing-masing bagian komponen. (Sebagai contoh, sistem syaraf
pusat tidak dapat diamati proses berfikirnya jika hanya hanya satu bagian saja
yang diamati).
Konsep relationship menunjuk pada pola-pola dan struktur
diantara masing-masing bagian dalam suatu sistem adalah sepenting elemen itu
sendiri. Sebagai contoh, Master dan Jojoson (1970) menemukan terdapatnya
kesalahan yang menyebabkan disfungsionalitas seks pada sifat hubungan suami
istri daripada permasalahan psikologis pasangan tersebut dalam sistem
perkawinan.
Teori sistem menentang penjelasan sebab dan akibat
sederhana. Sebagai contoh, bahwa seorang anak yang dianiaya dalam sebuah
keluarga akan ditentukan oleh beragam variabel dan variabel terpolakan, seperti
halnya kemampuan orangtua mengontrol kemarahannya, hubungan antara anak dengan
orang tuanya, tingkat tekanan psikologis, karakteristik anak, dan kemungkinan
cara -cara yang dapat diterima secara sosial untuk melepaskan rasa amarah.
Konsep homeostasis menyatakan bahwa sebagian besar sistem
kehidupan adalah mencari suatu keseimbangan untuk memelihara dan mempertahankan
sistem. Jackson (1965), sebagai contoh, memeberi catatan bahwa
keluarga-keluarga cenderung memantapkan keseimbangan atau stabilitas perilaku dan
mempertahankan berbagai perubahan yang mengganggu stabilitas keluarga tersebut.
Jika seseorang mengalami penganiayaan dalam suatu keluarga, yang selanjutnya
sebagai fungsi pelayanan keluarga jika anak tersebut dialihkan, anak kedua akan
memperoleh penganiayaan yang sama. Atau, jika salah seorang anggota keluarga
berupaya memperoleh bantuan. konseling, upaya tersebut umumnya akan berusaha
menyeimbangkan situasi keluarga, dan anggota keluarga lainnya akan berupaya
mengikuti penyesuaian perubahan (mungkin adaptif atau maladaptif) dengan
perilaku yang baru diantara sesara anggota keluarga.
Untuk memahami bagaimana penggunaan teori sistem dan
analisis sistem, dapat dilakukan dengan suatu model. Salah satunya adalah model
yang dikembangkan oleh Pincuss and Minahan(1973), dan merupakan model sistem
yang telah terkenal dalam lite
0 komentar:
Posting Komentar