----> R E S U M E <-----
BAB I
KONSEP EVALUASI PROGRAM
A. Pengertian Program dan Evaluasi Program
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai
unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi
atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang guna pengambilan keputusan.
B. Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi
program
Dalam kegiatan penelitian peneliti
ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan
dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi
mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data
terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti
dituntun oleh rumusan masalah, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana
(evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan
belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan
sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang
akan diambil.
C. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program
Ciri dan persyaratan
evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis,
teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program,
menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak
lanjut atau pengambilan keputusan.
D. Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program
Program merupakan satu
kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai
tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut. Komponen
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen
terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat
beberapa indikator.
Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan
petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan.
Perlu diketahui bahwa ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi
oleh komponen atau subkomponen yang lain.
E. Tujuan Evaluasi Program
Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian
tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk
melakukan pengambilan keputusan berikutnya.
F. Manfaat Evaluasi Program
Evaluasi sama
artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan
untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah
dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program,
merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.
G. Evaluator Program
Evaluator program harus orang-orang yang memiliki
kompetensi yang mumpuni, di antaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif,
sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal
dari kalangan internal (evaluator dan pelaksana program) dan kalangana
eksternal (orang di luar pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan
kebijakan dan implementasi program).
H. Hakikat antara Tujuan Program dengan
Tujuan Evaluasi Program
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai
unit yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk diimplementasikan di lapangan.
Sedangkan evaluasi program bertujuan untuk
mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan
untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan.
BAB II
PENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM
A. Pengertian Kriteria
Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan
sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan
untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang
telah ditentukan.
B. Perlunya Disusun Kriteria
Kriteria disusun sebagai pedoman evaluator dalam
melaksakan evaluasi program. Disusunnya kriteria, evaluator menjadi lebih
mantap karena ada patokan, dapat digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban
dari hasil evaluasi, untuk menghindari subjektivitas evaluator, dan hasil
evaluasi sama walaupun evaluator berbeda.
C. Dasar Penyusunan Kriteria
Penyusun kriteria adalah calon-calon evaluator. Hal
ini mengingat merekalah orang-orang yang memahami tentang program yang akan
dievaluasi. Dasar penyusunan kriteria adalah, peraturan atau ketetentuan yang
melatarbelakangi dikeluarkannya program, pedoman pelaksanaan program, dokumen
dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil penelitian yang relevan,
petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator, evaluator sendiri
dengan menggunakan daya nalar dan kemampuan yang dimilikinya.
D. Cara Menyusun Kriteria
Wujud kriteria
berupa tingkatan atau gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai.
Wujud kriteria
berupa kriteria kuantitatif (angka-angka) dan kriteria kualitatif (menghitung
jumlah indikator yang telah tercapai).
Kriteria
kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tanpa pertimbangan, yaitu membagi
rentangan (mis. 10-100) dalam kategaori secara
sama, dan (2) banyaknya rentangan dalam tiap kategori tidak sama karena
petimbangan tertentu.
Kriteria
kualitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) kriteria kualitatif tanpa pertimbangan,
yaitu menghitung jumlah indikator yang telah memenuhi
persyaratan, dan (2) kriteria kualitatif dengan pertimbangan, yaitu dengan cara
menghitung indikator yang telah memenuhi persyaratan dengan mempertimbangkan
skala prioritas atau pembobotan.
BAB III
MODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
A. Berbagai Model Evaluasi Program
Pada buku inidisajikan model evaluasi menurut Kaufan
dan Thomas yang membedakan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:
1. Goal Oriented Eavaluation Model
Objek pengamatan model ini
adalah tujuan dari program. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan, terus-menerus
untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.
2. Goal Free Eavaluation Model
Dalam
melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan
bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun
negatif.
3. Formatif Summatif Evaluation Model
Model
evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan
ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).
4. Countenance Evaluation Model
Model
ini juga disebut model evaluasi pertimbangan. Maksudnya evaluator
mempertimbangkan program dengan memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program
dengan yang terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang sama dan
membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan
oleh program tersebut.
5. Responsif Evaluation Model
Model
ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model ini kurang populer.
6. SSE-UCLA Evaluation Model
Model
ini meliputi empat tahap, yaitu
a. Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah hal-hal yang perlu
dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang dibutuhkan oleh program, dan
tujuan yang dapat dicapai.
b. Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk mengetahui
program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.
c. Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat program
berjalan.
d. Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak dari
program serta untuk mengetahui ketercapaian program.
7. CIPP Evaluation Model (Context Input Process Product)
a. Evaluasi Konteks
Evaluasi
konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan pernenuhan dan karakteristik
individu yang menangani. Seorang evaluator harus sanggup menentukan prioritas
kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.
b. Evaluasi Masukan
Evaluasi
masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh
institusi untuk melaksanakan sebuah program.
c. Evaluasi Proses
Evaluasi
proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai
dengan rencana.
d. Evaluasi Hasil
Ini
merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan,
kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang
diberikan, dan dampak dari program.
8. Discrepancy Model
Model ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang
terjadi pada setiap komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam
program dengan penampilan aktual dari program tersebut.
B. Ketepatan Penentuan Model Evaluasi Program
Program dibedakan dibedakan menjadi berdasarkan jenis
kegiatannya, yaitu program pemrosesan (mengubah sesuatu yang dianggap bahan
mentah menjadi sesuatu yang dianggap barang jadi), program layanan (program
yang bertujuan memberikan kepuasan pada pihak lain), dan program umum (program
yang yang bersifat umum, tidak memiliki spesifikasi sebagaimana program
pemprosesan dan program layanan).
Ketepatan penentuan model evaluasi program bergantung
pada jenis kegiatannya. Oleh karena itu tidak semua model evaluasi program
dapat diterapkan.
C. Rancangan Evaluasi Program
Hal-hal yang dicantumkan dalam rancangan program
adalah (1) judul kegiatan, (2) alas an dilaksanakannya evaluasi, (3)
tujuan evaluasi, (4) pertanyaan evaluasi, (5) metodologi yang
digunakan, dan (6) prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan.
BAB IV
PERENCANAAN EVALUSI PROGRAM
Membicarakan tentang analisis kebutuhan adalah
merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan sebuah
perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional
sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis
menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada”
dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan
sekolah.
Dalam
sistem pendidikan, karena pendidikan itu sendiri hanya merupakan alat belaka,
sedangkan prestasi belajar siswa adalah hal yang menjadi tujuan, maka membuat
rencana mengajar merupakan proses penting untuk menentukan alat yang
tepat dalam mencapai tujuan akhir. Setelah guru berhasil menentukan materi yang
akan diajarkan, perlu secara hati-hati meninjau kembali apakah dalam pemilihan
materinya sudah tepat, dalam arti sudah sesuai benar dengan
kebuituhan siswa.
Ada
dua cara yang lazim dilakukan dalam melakukan analisis kebutuhan, yaitu secara
obyektif dan subyektif. Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi lingkup
tujuan penting dalam program, menentukan indikator dan cara pengukuran
tujuan-tujuan, menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dan
membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria. Ciri khas dalam cara
melakukan analisis kebutuhan secara subjektif adalah mengumpulkan semua
evaluator untuk bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.
Selain
dua cara tersebut evaluator dapat juga menggunakan gabungan dari keduanya,
yaitu sebagian menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain mernggunakan cara
subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat juga menambahkan bahan lain
yang diambil dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar
diantaranya adalah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga lain dari responden
yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data yang diberikan
dapat dipercaya.
Evaluasi
program tidak lain adalah penelitian, dengan cirri-ciri khusus. Oleh karena
evaluasi program sama dengan penelitian maka sebelum memulai kegiatan,seperti
juga penelitian, harus membuat proposal. Isi dan langkah-langkah dalam
penyusunan proposal sama dengan proposal dalam penelitian.
Dalam
pembahasan kali ini hanya tiga hal yang akan dijelaskan secara khusus. Ketiga
hal dimaksud, sekaligus butir yang rawan adalah sebagai berikut :
1. Bagian pendahuluan, menentukan garis besar
isi bagian ini.
2. Bagian metodologi berisi tiga hal pokok,
yaitu penentuan sumber data, metode pengumpulan data, dan penentuan instrumen
pengumpulan data. Ada tiga sumber data yang didahului dengan huruf P (kata
bahasa Inggris), yaitu :Person ( manusia), Place (tempat) dan paper (kertas dan
lain-lain). Penentuan metode pengumpulan data harus disesuaikan dengan sumber
data.
3. Bagian cara menentukan evaluasi. Instrumen
pengumpul data evaluasi adalah alat yang diperlukan untuk mempermudah
pengumpulan data.
Jenis
instrument sebanyak jenis metode yang digunakan dan selanjutnya pemilihan jenis
instrument pengumpulan data harus disesuaikan dengan metode yang sudah
ditentukan oleh evaluator. Instrumen merupakan alat untuk mempermudah
penggunaan metode dalam pengumpulan data.
Ada
lima langkah yang harus dilalui dalam menyusun instumen yaitu :
(a) Identifikasi indikator sebagai obyek sasaran evaluasi.
(b) Membuat tabel hubungan antara
komponen-indikator-sumber data-metode-instrumen,
(c) Menyusun butir-butir instrumen
(d) Menyusun kriteria-kriteria penilaian,dan
(e) Menyusun pedoman pegerjaan
Di dalam kisi-kisi yang merupakan alat bantu
penyusunan instrumen tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan sumber data
dan metode, tetapi langsung hubungan antara indikator dengan nomor-nomor
instrumen. Di antara langkah-langkah penyusunan instrumen, yang merupakan alat
bantu yang paling bermanfaat bagi penyusunan instrumen adalah kisi-kisi. Itulah
sebabnya, kisi-kisi harus disusun secara cermat dan hati-hati. Petunjuk
pengerjaan jangan terlupakan, agar responden tidak salah dalam membantu mengisi
instrumen bagi evaluator.
BAB V
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM
LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM
Dalam bab ini dibicarakan mengenai beberapa langkah
atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar tahapan
tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan
tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat
dalam bagan dibawah ini :
A. Persiapan Evaluasi Program
- Penyusunan evaluasi
- Penyusunan instrumen evaluasi
- Validasi instrumen evaluasi
- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
- Penyusunan instrumen evaluasi
- Validasi instrumen evaluasi
- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan
- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil
Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model
CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model
Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need
Assessment.
Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan
instrument evaluasi :
- Merumuskan
tujuan yang akan dicapai
- Membuat
kisi-kisi
- Membuat
butir-butir instrument
- Menyunting
instrument
- Instrumen
yang telah tersusun perlu di validasi
- Dapat
dilakukan dengan metode Sampling
- Beberapa
hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria
keberhasilan program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan
B. Pelaksanaan Evaluasi Program
Evaluasi
program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi
evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.
Dalam
pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data antara lain :
pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi ( bias berupa
check list, alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan angket,
pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data dengan metode analisis
dokumen dan artifak atau dengan teknik lainya.
C. Tahap
Monitoring (Pelaksanaan)
Monitoring
pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan dengan
rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat
diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak positif atau
negatif.
Teknik
dan alat monitoring dapat berupa :
- Teknik pengamatan partisipatif
- Teknik wawancara
- Teknik pemanfaatan dan analisis data
dokumentasi
- Evaluator atau praktisi atau pelaksana
program
- Perumusan tujuan pemantauan
- Penetapan sasaran pemantauan
- Penjabaran data yang dibutuhkan
- Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai
dengan sifat dan sumber/jenis data
- Perencanaan analisis data pemantauan dan
pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan monitoring
Melanjutkan mengenai
sampel ada 7 jenis sampel yang dapat dijadikan sebagai metode dalam evaluasi
program diantaranya adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota
sampel, (5). Double sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel.
0 komentar:
Posting Komentar